Minggu, 21 Oktober 2012

laporan Praktikum Microbiologi Teknik-Sterelisasi


Laporan Praktikum Teknologi Hasil Ternakan
Hari Peraktikum       : Selasa
Jam                          : 14:00-15:40 WIB
Kelas/Kelompok       : I
Asisten                     : Mila safitri

Pengenalan Alat-Alat
Oleh   :
Ikhsandi
NIM: 1105104010049




JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSALAM BANDA ACEH
2012/2013



STERILISASI
PENDAHULUAN

Latar Belakang.
Steril merupakan syarat mutlak keberhasilan kerja dalam lab Teknologi Hasil Ternak. Dalam melakukan sterilisasi, diperlukan teknik-teknik agar sterilisasi dapat dilakukan secar sempurna, dalam arti tidak ada mikroorganisme lain yang  mengkontaminasi media. Sterilisasi adalah proses untuk menjadikan alat-alat terbebas dari segala bentuk kehidupan. Seperti yang telah disebutkan bahwa tujuan sterilisasi untuk mematikan mikroorganisme yang tidak diinginkan agar tidak ikut tumbuh.Ada beberapa teknik sterilisasi, yaitu: Sterilisasi kering,sterilisasi basah,dan sterilisasi dengan radiasi.Pengetahuan tentang prinsip dasar sterilisasi dan desinfeksi sangat diperlukan untuk melakukan pekerjaan di bidang medis yang bertanggung jawab. Cara sterilisasi dan desinfeksi yang baru banyak diperkenalkan, namun masih tetap digunakan cara-cara dan beberapa bahan seperti digunakan berabad lalu.
Salah satu hal yang terpenting dalam kegiatan yang bersinggungan dengan aktivitas mikrobiologi adalah proses sterilisasi. Tujuan utama dengan adanya adalah untuk meminimalisir atau meniadakan potensi kontaminasi dari mikroba yang tidak diinginkan. Kontaminasi yang timbul dari mikroba yang tidak diharapkan dikhawatirkan dapat menghambat aktivitas dari mikroba yang ditumbuhkan atau dapat membahayakan keselamatan dari pelaksana kegiatan tersebut. Metoda sterilisasi yang dilakukan diupayakan berlangsung secara cepat dan dapat meminimalkan atau menghilangkan potensi kontaminasi mikroba seefektif mungkin. Proses sterilisasi yang tidak sempurna dapat menyebabkan munculnya kontaminasi mikroba baik yang berasal dari peralatan tersebut atau kontaminasi mikroba dari lingkungan.
          Sterilisasi merupakan usaha untuk membebaskan alat dari segala bentuk kehidupan. Dalam melakukan suatu pekerjaan dalam praktek mikrobiologi sangat dipengaruhi oleh kebersihan suatu alat yang digunakan sehingga perlu dilakukan sterilisasi untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal pada saat melakukan biakan murni yaitu hanya satu spesies mikroba yang berkembang.
          Berdasarkan pemaparan diatas sterilisasi sangat penting dalam melakukan suatu percobaan, sehingga melatar belakangi praktikan dalam membuat laporan ini agar pengerjaan praktikan mikrobiologi selanjutnya dapat berjalan lancar sesuai dengan tujuan percobaan.

Tujuan Praktikum
1.         Memahami teknik sterilisasi dalam praktikum Teknologi Hasil Ternak
2.          Mengenali alat-alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi
3.         Memahami cara kerja dan penggunaan alat-alat dalam praktikum mikrobiologi
4.         Memahami teknik sterilisasi dalam praktikum mikrobiologi








TINJAUAN PUSTAKA

Dekontaminasi adalah proses menghilangkan atau membunuh mikroorganisme sehingga objek aman untuk ditangani, tujuannya untuk melindungi praktikan yang melakukan percobaan menggunakan bakteri atau semacamnya. Tiga metode umum dalam proses dekontaminasi yaitu sterilisasi, desinfeksi dan sanitasi. Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan. Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0,22 mikron atau 0,45 mikrob) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik. Sterilisasi secara fisik dilakukan dengan cara pemanasan atau penyinaran. Pemanasan dapat dilakukan dengan cara pemijaran, pemanasan kering, menggunakan uap air panas, dan menggunakan uap air panas bertekanan (Agalloco, 2008).
           Salah satu teknik sterilisasi yang umum digunakan adalah metode sterilisasi menggunakan uap air panas bertekanan atau menggunakan prinsip kerja autoclav. Suhu dan tekanan tinggi yang diberikan kepada alat dan media yang disterilisasi memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibanding dengan udara panas. Biasanya untuk mesterilkan media digunakan suhu 121oC dan tekanan 15 lb/in2 (SI = 103,4 Kpa) selama 15 menit. Alasan digunakan suhu 121oC atau 249,8 oF adalah karena air mendidih pada suhu tersebut jika digunakan tekanan 15 psi. Untuk tekanan 0 psi pada ketinggian di permukaan laut (sea level) air mendidih pada suhu 100oC, sedangkan untuk autoklaf yang diletakkan di ketinggian sama, menggunakan tekanan 15 psi maka air akan memdididh pada suhu 121oC. Ingat kejadian ini hanya berlaku untuk sea level, jika dilaboratorium terletak pada ketinggian tertentu, maka pengaturan tekanan perlu disetting ulang. Misalnya autoklaf diletakkan pada ketinggian 2700 kaki dpl, maka tekanan dinaikkan menjadi 20 psi supaya tercapai suhu 121oC untuk mendidihkan air. Semua bentuk kehidupan akan mati jika dididihkan pada suhu 121oC dan tekanan 15 psi selama 15 menit (anonim, 2011).
          Pemijaran langsung digunakan untuk mensterilkan spatula logam, batang gelas, filter logam bekerfield dan filter bakteri lainnya. Mulut botol, vial, dan labu ukur, gunting, jarum logam dan kawat, dan alat-alat lain yang tidak hancur dengan pemijaran langsung. Dalam semua kasus bagian yang paling kuat 20 detik. Dalam keadaan darurat ampul dapat disterilisasi dengan memposisikan bagian leher ampul kearah bawah lubang kawat keranjang dan dipijarkan langsung dengan api dengan hati-hati. Setelah pendinginan, ampul harus segera diisi dan disegel (anonim, 2011).

Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat berkembang biak. Sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri (Fardiaz, 1992).
Salah satu teknik sterilisasi yang umum digunakan adalah metode sterilisasi menggunakan prinsip kerja autoclav. Suhu dan tekanan tinggi yang diberikan kepada alat dan media yang disterilisasi memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibanding dengan udara panas. Biasanya untuk mesterilkan media digunakan suhu 121oC dan tekanan 15 lb/in2 (SI = 103,4 Kpa) selama 15 menit. Alasan digunakan suhu 121oC atau 249,8 oF adalah karena air mendidih pada suhu tersebut jika digunakan tekanan 15 psi. Untuk tekanan 0 psi pada ketinggian di permukaan laut (sea level) air mendidih pada suhu 100oC, sedangkan untuk autoklaf yang diletakkan di ketinggian sama, menggunakan tekanan 15 psi maka air akan memdididh pada suhu 121oC. Ingat kejadian ini hanya berlaku untuk sea level, jika dilaboratorium terletak pada ketinggian tertentu, maka pengaturan tekanan perlu disetting ulang. Misalnya autoklaf diletakkan pada ketinggian 2700 kaki dpl, maka tekanan dinaikkan menjadi 20 psi supaya tercapai suhu 121oC untuk mendidihkan air. Semua bentuk kehidupan akan mati jika dididihkan pada suhu 121oC dan tekanan 15 psi selama 15 menit (anonim, 2011).


PROSEDUR PERCOBAAN
Alat     :                                              
·         Cawan petri                                     
·         Sendok                     
·         Alumanium foil
·         Tutup karet
·         Erlemeyer Aquades
·         Aquades




Prosedur Kerja
·         1.      Mensterilkan jarum inokulasi loop dan tusuk dengan cara membakar ujung jarum yang terbuat dari logam pada api bunsen. Memegang  jarum dengan posisi tegak diatas api dan membakarnya hingga berpijar mulai dari pangkal bagian logam jarum.
·         2.      Untuk mensterilkan peralatan dari gelas seperti : tabung bakteriologis, dan labu erlenmeyer, menutup mulut gelas dengan kapas yang sudah dilapisi kain kasa, kemudian menutup dengan alumunium foil. Sedangkan untuk gelas beker cukup ditutup langsung dengan alumunium foil dan mengikatnya dengan benang.
·         3.      Untuk mensterilkan pipet, menutup ujung bagian untuk meniup dari pipet dengan kapas, kemudian membungkus seluruh permukaan dengan kertas sampul coklat.
·         4.      Sedangkan untuk mensterilkan petri disk, cukup membungkus sepasang petri (bagian bawah dan tutupnya) dengan kertas sampul coklat. Meletakkan petri dish yang telah terbungkus menghadap keatas atau bagian tutup ada diatas didalam autoklaf.
·         5.      Prosedur penggunaan autoklaf :
·         a.       Memastikan air dalam autoklaf cukup (tinggi air + 2 cm dibawah dasar keranjang) atau sebanyak 3 – 5 liter.
·         b.      Mengatur alat – alat yang akan disterilkan ke dalam keranjang autoklaf dalam posisi dimana kira – kira seluruh permukaan alat dapat terjangkau oleh uap dalam autoklaf.
·         c.       Menutup autoklaf, kemudian pengatur waktu diatur pada angka 20 (20 menit) dan memastikan pengontrol exhaust dalam keadaan terbukadan pengontrol drain dalam keadaan tertutup.
·         d.      Setelah uap naik, yang ditandai dengan keluarnya uap dari selang pembuangan dan disertai dengan bunyi mendesis, maka saat itulah lubang exhaust ditutup.
·         e.       Setelah autoklaf bekerja selama + 20 menit dan terdengar alarm tanda selesai, kita menunggu terlebih dahulu sampai jarum  pada tekanan menunjuk angka nol, setelah itu barulah autoklaf dibuka.






HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembahasan
Sterilisasi merupakan syarat utama untuk mencapai keberhasilan kerja dalam laboraturium mikrobiologi. Andaikata medium dan alat-alat yang kita pergunakan dalam inokulasi itu tidak steril, maka kita akan memperoleh piaraan bakteri yang tidak kita inginkan. Maka langkah-langkah pertama yang harus kita ambil sebelum kita mengadakan inokulasi ialah mengusahakan sterilnya medium serta alat-alat perlengkapannya. Maka kami akan membahas beberapa metode sterilisasi yang di antara lain :
Sterilisasi  kering
Prosedur ini diselesaikan dalam oven. Metode sterilisasi panas kering digunakan untuk mensterilkan serbuk, perban kain jarang khusus atau perban petrolatum dan bahan lain yang rusak oleh uap atau air. Metode ini juga efektif untuk substansi yang berminyak seperti salep yang tidak larut dalam air dan tidak dapat ditembus oleh panas yang lembab. Sterilisasi panas kering memerlukan suhu yang lebih tinggi untuk keefektifan penuh daripada sterilisasi uap. Suhu yang digunakan dalam sterilisasi ini sebesar 160-170oC selama 2 jam.
Sterilisasi  Basah
Uap di bawah tekanan adalah agen sterilisasi yang paling efisien dan cara utama yang digunakan untuk mensterilkan pembalut peralatan, media dan barang-barang terkontaminasi untuk pembedahan. Suhu sterilisasi bergantung kepada tekanan uap. Biasanya suhu uap adalah 121oC, pada tekanan 15 pon setiap inchi persegi ( 1,05 Kg/cm2 ), selama 20 menit, atmosfer harus bebas udara dan hanya mengandung uap. Kondisi demikian ini dipenuhi dalam autoclave. Penggunaan autoclave yang tidak benar biasanya disebabkan oleh satu dari dua kesalahan.yaitu : kelalaian untuk mengeluarkan semua udara sebelum menutup katup buangan dan membebani autoclave secara berlebihan atau pengemasan yang tidak benar.
Sterilisasi radiasi (sinar UV)
Beberapa macam  radiasi dapat bersifat  letal (mematikan) terhadap sel-sel mikroba dan juga sel-sel organisme lain. Radiasi macam ini meliputi bagian dari spektrum elektromagnetik (radiasi ultraviolet, gama, dan sinar X) dan sinar-sinar katode (elektron berkecepatan tinggi). (Michael J. Et. Al., 2005).
Sterilisasi ini menggunakan sinar gelombang pendek (220-290) nm, berguna untuk mensterilkan udara, air, plasma darah. Sinar ultra ungu daya penetrasinya lemah dilewatkan (dialirkan) atau ditempatkan langsung dibawah sinar ultra ungu dalam lapisan-lapisan tipis.(Tri Nurhayati, S.Si, M.Kes., 2008).

Kesimpulan

  1. Sterilisasi berfungsi untuk membebaskan peralatan atau bahan dari mikroorganisme yang tidak dikehendaki.
  2. Metode-metode sterilisasi yang digunakan yaitu sterilisasi secara fisika (sinar UV), secara kimia (dengan menggunakan alkohol, antibakterial,sabun) dan sterilisasi dengan swab.
  3. Keefektifan sterilisasi dengan sinar UV dalam membunuh mikroba dipengaruhi oleh intensitas penggunaannya yang sesuai dengan bahan atau alat yang disterilkan. Keefektifan sterilisasi dengan bahan-bahan kimia dipengaruhi oleh waktu perendaman, temperatur media, PH, dan konsentrasi zat kimia.
  4. Sterilisasi dengan swab menunjukkan bahwa jumlah mikroba paling banyak pada belakang telinga. Hal ini disebabkan bagian tubuh tersebut jarang terkena sinar matahari, sehingga suhu bagian tubuh tersebut lebih lembab dibandingkan bagian tubuh yang lain dan tempatnya yang tersembunyi.
















Daftar Pustaka

Pelczar, Michael J. dan E.C.S. Chan. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi Jilid 2. Jakarta:
UI-Press.
Volk, Wesley A. dan Margaret F. Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar Jilid 1, Edisi
Kelima. Jakarta: Erlangga