Laporan Praktikum
Teknologi Hasil Ternakan
Hari
Peraktikum : Selasa
Jam : 14:00-15:40 WIB
Kelas/Kelompok : I
Asisten : Mila
safitri
Pengenalan Alat-Alat
Oleh :
Ikhsandi
NIM: 1105104010049
JURUSAN
PETERNAKAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
SYIAH KUALA
DARUSALAM
BANDA ACEH
2012/2013
STERILISASI
PENDAHULUAN
Latar
Belakang.
Steril
merupakan syarat mutlak keberhasilan kerja dalam lab Teknologi Hasil Ternak.
Dalam melakukan sterilisasi, diperlukan teknik-teknik agar sterilisasi dapat
dilakukan secar sempurna, dalam arti tidak ada mikroorganisme lain yang mengkontaminasi media. Sterilisasi adalah
proses untuk menjadikan alat-alat terbebas dari segala bentuk kehidupan.
Seperti yang telah disebutkan bahwa tujuan sterilisasi untuk mematikan mikroorganisme
yang tidak diinginkan agar tidak ikut tumbuh.Ada beberapa teknik sterilisasi,
yaitu: Sterilisasi kering,sterilisasi basah,dan sterilisasi dengan radiasi.Pengetahuan
tentang prinsip dasar sterilisasi dan desinfeksi sangat diperlukan untuk
melakukan pekerjaan di bidang medis yang bertanggung jawab. Cara sterilisasi
dan desinfeksi yang baru banyak diperkenalkan, namun masih tetap digunakan
cara-cara dan beberapa bahan seperti digunakan berabad lalu.
Salah satu hal yang terpenting
dalam kegiatan yang bersinggungan dengan aktivitas mikrobiologi adalah proses
sterilisasi. Tujuan utama dengan adanya adalah untuk meminimalisir atau
meniadakan potensi kontaminasi dari mikroba yang tidak diinginkan. Kontaminasi
yang timbul dari mikroba yang tidak diharapkan dikhawatirkan dapat menghambat
aktivitas dari mikroba yang ditumbuhkan atau dapat membahayakan keselamatan
dari pelaksana kegiatan tersebut. Metoda sterilisasi yang dilakukan diupayakan
berlangsung secara cepat dan dapat meminimalkan atau menghilangkan potensi
kontaminasi mikroba seefektif mungkin. Proses sterilisasi yang tidak sempurna
dapat menyebabkan munculnya kontaminasi mikroba baik yang berasal dari
peralatan tersebut atau kontaminasi mikroba dari lingkungan.
Sterilisasi merupakan usaha
untuk membebaskan alat dari segala bentuk kehidupan. Dalam melakukan suatu
pekerjaan dalam praktek mikrobiologi sangat dipengaruhi oleh kebersihan suatu
alat yang digunakan sehingga perlu dilakukan sterilisasi untuk mendapatkan hasil
yang lebih optimal pada saat melakukan biakan murni yaitu hanya satu spesies
mikroba yang berkembang.
Berdasarkan pemaparan
diatas sterilisasi sangat penting dalam melakukan suatu percobaan, sehingga
melatar belakangi praktikan dalam membuat laporan ini agar pengerjaan praktikan
mikrobiologi selanjutnya dapat berjalan lancar sesuai dengan tujuan percobaan.
Tujuan Praktikum
1.
Memahami teknik sterilisasi
dalam praktikum Teknologi Hasil Ternak
2.
Mengenali alat-alat yang
digunakan dalam praktikum mikrobiologi
3.
Memahami cara kerja dan
penggunaan alat-alat dalam praktikum mikrobiologi
4.
Memahami teknik sterilisasi dalam
praktikum mikrobiologi
TINJAUAN
PUSTAKA
Dekontaminasi adalah proses
menghilangkan atau membunuh mikroorganisme sehingga objek aman untuk ditangani,
tujuannya untuk melindungi praktikan yang melakukan percobaan menggunakan
bakteri atau semacamnya. Tiga metode umum dalam proses dekontaminasi yaitu
sterilisasi, desinfeksi dan sanitasi. Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan
membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan. Pada prinsipnya
sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan
kimiawi. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang
berpori sangat kecil (0,22 mikron atau 0,45 mikrob) sehingga mikroba tertahan
pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka
panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik. Sterilisasi secara fisik
dilakukan dengan cara pemanasan atau penyinaran. Pemanasan dapat dilakukan
dengan cara pemijaran, pemanasan kering, menggunakan uap air panas, dan
menggunakan uap air panas bertekanan (Agalloco, 2008).
Salah satu teknik
sterilisasi yang umum digunakan adalah metode sterilisasi menggunakan uap air
panas bertekanan atau menggunakan prinsip kerja autoclav. Suhu dan tekanan
tinggi yang diberikan kepada alat dan media yang disterilisasi memberikan
kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibanding dengan udara panas.
Biasanya untuk mesterilkan media digunakan suhu 121oC dan tekanan 15
lb/in2 (SI = 103,4 Kpa) selama 15 menit. Alasan digunakan suhu 121oC
atau 249,8 oF adalah karena air mendidih pada suhu tersebut jika
digunakan tekanan 15 psi. Untuk tekanan 0 psi pada ketinggian di permukaan laut
(sea level) air mendidih pada suhu 100oC, sedangkan untuk autoklaf
yang diletakkan di ketinggian sama, menggunakan tekanan 15 psi maka air akan
memdididh pada suhu 121oC. Ingat kejadian ini hanya berlaku untuk
sea level, jika dilaboratorium terletak pada ketinggian tertentu, maka
pengaturan tekanan perlu disetting ulang. Misalnya autoklaf diletakkan pada
ketinggian 2700 kaki dpl, maka tekanan dinaikkan menjadi 20 psi supaya tercapai
suhu 121oC untuk mendidihkan air. Semua bentuk kehidupan akan mati
jika dididihkan pada suhu 121oC dan tekanan 15 psi selama 15 menit
(anonim, 2011).
Pemijaran langsung
digunakan untuk mensterilkan spatula logam, batang gelas, filter logam
bekerfield dan filter bakteri lainnya. Mulut botol, vial, dan labu ukur,
gunting, jarum logam dan kawat, dan alat-alat lain yang tidak hancur dengan
pemijaran langsung. Dalam semua kasus bagian yang paling kuat 20 detik. Dalam
keadaan darurat ampul dapat disterilisasi dengan memposisikan bagian leher
ampul kearah bawah lubang kawat keranjang dan dipijarkan langsung dengan api dengan
hati-hati. Setelah pendinginan, ampul harus segera diisi dan disegel (anonim,
2011).
Sterilisasi
adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, sehingga jika
ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat
berkembang biak. Sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang paling tahan
panas yaitu spora bakteri (Fardiaz, 1992).
Salah satu teknik sterilisasi yang umum digunakan
adalah metode sterilisasi menggunakan prinsip kerja autoclav. Suhu dan tekanan
tinggi yang diberikan kepada alat dan media yang disterilisasi memberikan
kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibanding dengan udara panas.
Biasanya untuk mesterilkan media digunakan suhu 121oC dan tekanan 15
lb/in2 (SI = 103,4 Kpa) selama 15 menit. Alasan digunakan suhu 121oC
atau 249,8 oF adalah karena air mendidih pada suhu tersebut jika
digunakan tekanan 15 psi. Untuk tekanan 0 psi pada ketinggian di permukaan laut
(sea level) air mendidih pada suhu 100oC, sedangkan untuk autoklaf
yang diletakkan di ketinggian sama, menggunakan tekanan 15 psi maka air akan
memdididh pada suhu 121oC. Ingat kejadian ini hanya berlaku untuk
sea level, jika dilaboratorium terletak pada ketinggian tertentu, maka
pengaturan tekanan perlu disetting ulang. Misalnya autoklaf diletakkan pada
ketinggian 2700 kaki dpl, maka tekanan dinaikkan menjadi 20 psi supaya tercapai
suhu 121oC untuk mendidihkan air. Semua bentuk kehidupan akan mati
jika dididihkan pada suhu 121oC dan tekanan 15 psi selama 15 menit
(anonim, 2011).
PROSEDUR PERCOBAAN
Alat :
·
Cawan petri
·
Sendok
·
Alumanium foil
·
Tutup karet
·
Erlemeyer Aquades
·
Aquades
Prosedur Kerja
·
1. Mensterilkan
jarum inokulasi loop dan tusuk dengan cara membakar ujung jarum yang terbuat
dari logam pada api bunsen. Memegang jarum dengan posisi tegak diatas api
dan membakarnya hingga berpijar mulai dari pangkal bagian logam jarum.
·
2. Untuk
mensterilkan peralatan dari gelas seperti : tabung bakteriologis, dan labu
erlenmeyer, menutup mulut gelas dengan kapas yang sudah dilapisi kain kasa,
kemudian menutup dengan alumunium foil. Sedangkan untuk gelas beker cukup
ditutup langsung dengan alumunium foil dan mengikatnya dengan benang.
·
3. Untuk
mensterilkan pipet, menutup ujung bagian untuk meniup dari pipet dengan kapas,
kemudian membungkus seluruh permukaan dengan kertas sampul coklat.
·
4. Sedangkan
untuk mensterilkan petri disk, cukup membungkus sepasang petri (bagian bawah
dan tutupnya) dengan kertas sampul coklat. Meletakkan petri dish yang telah
terbungkus menghadap keatas atau bagian tutup ada diatas didalam autoklaf.
·
5. Prosedur
penggunaan autoklaf :
·
a.
Memastikan air dalam autoklaf cukup (tinggi air + 2 cm dibawah dasar
keranjang) atau sebanyak 3 – 5 liter.
·
b. Mengatur
alat – alat yang akan disterilkan ke dalam keranjang autoklaf dalam posisi
dimana kira – kira seluruh permukaan alat dapat terjangkau oleh uap dalam
autoklaf.
·
c.
Menutup autoklaf, kemudian pengatur waktu diatur pada angka 20 (20 menit) dan
memastikan pengontrol exhaust dalam keadaan terbukadan pengontrol drain dalam
keadaan tertutup.
·
d. Setelah
uap naik, yang ditandai dengan keluarnya uap dari selang pembuangan dan
disertai dengan bunyi mendesis, maka saat itulah lubang exhaust ditutup.
·
e.
Setelah autoklaf bekerja selama + 20 menit dan terdengar alarm tanda
selesai, kita menunggu terlebih dahulu sampai jarum pada tekanan menunjuk
angka nol, setelah itu barulah autoklaf dibuka.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembahasan
Sterilisasi merupakan
syarat utama untuk mencapai keberhasilan kerja dalam laboraturium mikrobiologi.
Andaikata medium dan alat-alat yang kita pergunakan dalam inokulasi itu tidak
steril, maka kita akan memperoleh piaraan bakteri yang tidak kita inginkan.
Maka langkah-langkah pertama yang harus kita ambil sebelum kita mengadakan
inokulasi ialah mengusahakan sterilnya medium serta alat-alat perlengkapannya.
Maka kami akan membahas beberapa metode sterilisasi yang di antara lain :
Sterilisasi kering
Prosedur ini
diselesaikan dalam oven. Metode sterilisasi panas kering digunakan untuk
mensterilkan serbuk, perban kain jarang khusus atau perban petrolatum dan bahan
lain yang rusak oleh uap atau air. Metode ini juga efektif untuk substansi yang
berminyak seperti salep yang tidak larut dalam air dan tidak dapat ditembus
oleh panas yang lembab. Sterilisasi panas kering memerlukan suhu yang lebih
tinggi untuk keefektifan penuh daripada sterilisasi uap. Suhu yang digunakan
dalam sterilisasi ini sebesar 160-170oC selama 2 jam.
Sterilisasi Basah
Uap
di bawah tekanan adalah agen sterilisasi yang paling efisien dan cara utama
yang digunakan untuk mensterilkan pembalut peralatan, media dan barang-barang
terkontaminasi untuk pembedahan. Suhu sterilisasi bergantung kepada tekanan
uap. Biasanya suhu uap adalah 121oC, pada tekanan 15 pon setiap inchi persegi (
1,05 Kg/cm2 ), selama 20 menit, atmosfer harus bebas udara dan hanya mengandung
uap. Kondisi demikian ini dipenuhi dalam autoclave. Penggunaan autoclave yang
tidak benar biasanya disebabkan oleh satu dari dua kesalahan.yaitu : kelalaian
untuk mengeluarkan semua udara sebelum menutup katup buangan dan membebani
autoclave secara berlebihan atau pengemasan yang tidak benar.
Sterilisasi radiasi (sinar UV)
Beberapa macam radiasi dapat bersifat letal (mematikan) terhadap sel-sel mikroba
dan juga sel-sel organisme lain. Radiasi macam ini meliputi bagian dari
spektrum elektromagnetik (radiasi ultraviolet, gama, dan sinar X) dan
sinar-sinar katode (elektron berkecepatan tinggi). (Michael J. Et. Al., 2005).
Sterilisasi
ini menggunakan sinar gelombang pendek (220-290) nm, berguna untuk mensterilkan
udara, air, plasma darah. Sinar ultra ungu daya penetrasinya lemah dilewatkan
(dialirkan) atau ditempatkan langsung dibawah sinar ultra ungu dalam
lapisan-lapisan tipis.(Tri Nurhayati, S.Si, M.Kes., 2008).
Kesimpulan
- Sterilisasi berfungsi untuk membebaskan peralatan atau bahan dari mikroorganisme yang tidak dikehendaki.
- Metode-metode sterilisasi yang digunakan yaitu sterilisasi secara fisika (sinar UV), secara kimia (dengan menggunakan alkohol, antibakterial,sabun) dan sterilisasi dengan swab.
- Keefektifan sterilisasi dengan sinar UV dalam membunuh mikroba dipengaruhi oleh intensitas penggunaannya yang sesuai dengan bahan atau alat yang disterilkan. Keefektifan sterilisasi dengan bahan-bahan kimia dipengaruhi oleh waktu perendaman, temperatur media, PH, dan konsentrasi zat kimia.
- Sterilisasi dengan swab menunjukkan bahwa jumlah mikroba paling banyak pada belakang telinga. Hal ini disebabkan bagian tubuh tersebut jarang terkena sinar matahari, sehingga suhu bagian tubuh tersebut lebih lembab dibandingkan bagian tubuh yang lain dan tempatnya yang tersembunyi.
Daftar Pustaka
Pelczar, Michael J. dan E.C.S. Chan. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi Jilid
2. Jakarta:
UI-Press.
Volk, Wesley A. dan Margaret F. Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar Jilid
1, Edisi
Kelima. Jakarta: Erlangga